Burung merpati juga memiliki banyak penggemar dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan hobi ini sudah berumur lama, terutama merpati tinggian. Artkel kali ini membahas perawatan dan pencegahan penyakit pada burung merpati, apapun jenisnya. Tips ini bisa digunakan untuk penggemar dan penangkar merpati. Merpati sering dikatakan mudah dalam perawatan dan penangkarannya, meski sebenarnya tidak semudah yang dibicarakan.
Satu kata kunci yang paling joss untuk mencegah penyakit adalah menjaga kebersihan kandang. Ia adalah rumah terbaik bagi merpati, yang bisa melindungi burung tersebut dari berbagai kemungkinan buruk seperti terkena sengatan panas matahari, atau terkena limpahan air hujan, sekaligus bisa menjadi tempat untuk beristirahat, menikmati pakan, dan beraktivitas.
Seperti dijelaskan sebelumnya, kalimat “menjaga kebersihan kandang”mudah untuk diucapkan atau ditulis, tetapi tidak selalu mudah untuk dilaksanakan. Khusus penangkar, menjaga kebersihan kandang merupakan keharusan, karena kandang beserta isinya yang bernyawa itu merupakan aset usaha mereka.
Kandang bisa menjadi rumah yang sehat, atau sebaliknya justru rumah yang menyakitkan bagi burung, yang mana semua itu tergantung dari manusia selaku perawat atau penangkar.Sirkulasi udara di dalam kandang juga perlu diperhatikan, karena setiap kotoran (feces) burung mengandung ammonia. Kalau ventilasi buruk, dan kita malas membersihkannya, maka berbagai penyakit pun bakal antre.
Ragam penyakit pada burung merpati
Secara umum, penyakit pada merpati maupun jenis burung lainnya bisa dibedakan menjadi empat menurut sumber penyakitnya :
- Penyakit bakteri
Sebagian besar penyakit yang disebabkan bakteri terjadi akibat berhubungan langsung dengan peralatan dan bahan pakan yang terinfeksi, dapat juga berasal dari sengatan dan gigitan binatang, melalui luka, dan inhalasi. Burung yang sehat juga bisa tertular ketika ia kontak dengan burung yang sakit. - Penyakit virus
Pada merpati, penyakit yang disebabkan viru umumnya muncul dari air minum yang sudah terpapar virus tersebut. Bisa juga ditularkan ketika burung sakit bersin, lalu sebagian material yang keluar dari lubang hidung (nostril) maupun paruhnya mengenai burung yang sehat. Virus yang terbawa angin juga seringkali menjadi sumber penularan, sebagaimana terjadi pada virus flu burung (H5N1) akhir-akhir ini. - Penyakit jamur
Penyakit yang disebabkan jamur umumnya terjadi melalui media angin, air minum, atau kontak langsung antara burung yang sakit dan burung sehat. Protozoa sepertiTrichomonas yang menyebabkan kanker, misalnya, seringkali dibawa induk burung tanpa terlihat gejalanya, kemudian diwariskan kepada anak / piyikan ketika induk melolohkan makanan ke mulut anaknya. - Penyakit parasit
Parasit bisa bersifat internal (ada di dalam tubuh) maupun eksternal (menempel pada bulu, kulit, atau bagian tubuh lainnya). Parasit internal seperti cacing bisa masuk ke saluran pencernaan merpati, ketika burung menelan cacing atau telurnya. Adapun parasit eksternal seperti tungau, kutu, dan gurem, terjadi ketika kebersihan kandang terlupakan. Butung yang terserang akan mudah menulari burung yang sehat, melalui kontak langsung, terutama jika dipelihara dalam kandang yang sama
sumber : http://omkicau.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar